Sejarah otorinolaringologi

Otorinolaringologi adalah gabungan antara otologi dan laringologi yang dihasilkan pada awal abad ke-20. Saat itu, dokter spesialis otologi adalah ahli bedah dan dokter ahli laringologi adalah dokter yang mengobati gangguan hidung dan dada. Kemajuan besar dalam kesehatan telah terjadi karena menemukan kataterisasi tuba Eustachius, penindikan gendang telinga, dan upaya awal mestoidektomim. Anastesi dan antisepsis pun diperkenalkan pada pertengahan abad ke-19.

Selama 30 tahun terakhir, otorinolaringologi telah mengalami perkembangan yang signifikan. Hal-hal yang  mwmwngaruhi kemajuan baru berupa endoskopi, bedah mikro, penggunaan laser, rekonstruksi flap, dan teknologi mikrocip. Para ahli otorinolaringologi pun menyebut diri mereka sebagai ahli bedah yang terspesialisasi dalam otologi, otoneurosurgery, phonosurgery, rinologi, bedah plastik, dan otorinolaringologi anak.

Spesialisasi dokter spesialis otorinolaringologi

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, otorinolaringologi berfokus pada tujuh bidang yang berbeda. Beberapa ahli THT akan melakukan studi tambahan untuk mengambil spesialisasi dalam salah satu dari mereka dan membatasi layanan, dimana mereka untuk spesialisasi THT mereka membutuhkan waktu..

Mereka dapat mengatasi beberapa hal, seperti:

• Alergi dengan menggunakan obat-obatan, terapi imun, dan menghindari pemicu alergi
• Operasi pada wajah, leher dan telinga untuk kecantikan, fungsional, dan rekonstruktif
• Tumor pada kepala dan leher, termasuk hidung dan tenggorokan
• Kelainan tenggorokan, pada saat ke dokter THT diperiksa secara langsung menggunakan lampu kepala dan sundip lidah.
• Gangguan leher, termasuk infeksi, tumor, gangguan saraf yang memengaruhi pendengaran dan keseimbangan
• Penyakit THT pada anak, termasuk kelainan bawaan dan keterlambatan perkembangan, kemudian dokter spesialis THT bisa melakukan pemeriksaan pendengaran dengan OAE atau BERA.
• Gangguan pada hidung dan sinus, selanjutnya dokter THT akan melakukan CT-scan atau x-foto sinus

Pendidikan dokter spesialis THT

Dokter spesialis menjalani pendidikan hingga 15 tahun. Pada walnya, mereka harus menyelesaikan kuliah kedokteran di perguruan tinggi selama 4 tahun dan pelatihan khusus selama 5 tahun. Mereka kemudian akan juga menjalani fellowship selama 1 atau 2 tahun untuk mengambil satu dari dari tujuh subspesialisasi.

Gelar dokter spesialis otorinolaringologi di Indonesia adalah Sp.THT-KL yang artinya spesialis telinga hidung tenggorok-bedah kepala leher. Selanjutnya mereka akan bekerja di instansi seperti Rumah sakit pemerintah, swasta maupun fakultas kedokteran di Universitas negeri maupun swasta.